bergeraklah...!!!!

Sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Meski kita berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak kita mengelilingi matahari.


Air yang tak bergerak lebih cepat usuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih berdebu. Hanya perkakas yang tidak digunakan yang lebih gampang berkarat.


Alam telah mengajarkan ini. jangan berhenti berkarya, atau kita segera menjadi tua dan tak berguna.


.

.

.

Jumat, 02 Desember 2011

Lampung itu dimana ya? (Seandainya saya menjadi anggota DPD RI)



Pernah beberapa teman baru bertanya asal daerah saya. Setelah mendengar asal saya dari Lampung, beberapa merespon dengan berbagai cara dan sebagian besar membuat saya gemas. Soalnya, pada pertanyaan selanjutnya adalah : Lampung itu dimana ya? Lampung itu Pulau Jawa bagian mana ya? Oh, kamu asal Lampung yang di Sulawesi, kan?

Miris sekali Lampung tempat kelahiran yang selalu saya banggakan ini. Sudah cukuplah tidak terkenal, Sudah cukuplah bukan termasuk kota besar di Indonesia, tapi tolong jangan sampai tidak mengenal Lampung, yang merupakan salah satu dari 33 provinsi di Indonesia.

Saya benar-benar tidak tahu tentang ekonomi Lampung dan seluk beluknya, sehingga saya tidak pernah bisa memikirkannya. Saya juga tidak paham dengan inflasi atau angkatan kerja provinsi lampung. Dan hanya inilah yang bisa saya khawatirkan dan pikirkan. Pariwisata dan Kebudayaan Lampung.



Seandainya saya menjadi anggota DPD RI, saya mungkin sama sekali tidak berwenang mengurusi permasalahan yang saya khawatirkan ini. Tapi saya akan memanfaatkan posisi saya untuk banyak berdiskusi secara informal kepada pihak-pihak terkait tentang masalah ini, dan saling memberi solusi dan saling bertukar permasalahan ketidak’kenal’an Lampung ini.

Sepertinya, pariwisata lampung yang kalah pamor disebabkan sarana dan prasarana transportasi dan keamanan yang jauh dari layak untuk menggaet wisatawan. Boro-boro wisatawan asing, wisatawan dari masyarakat Indonesia sendiri pun masih tidak memilih Lampung sebagai tempat liburan. Jika saja pemerintah bisa lebih memperhatikan dan sangat berniat memperkenalkan Lampung, memasukkan iklan pariwisata lampung di televisi nasional sangat bermanfaat, asal sarana dan prasarana transportasi dan keamanan sudah dibenahi.

Wah, saya jadi punya ide nih. Seandainya saya menjadi anggota DPD RI, saya akan mempertegas UU yang berhubungan dengan penanganan preman dan calo di tempat-tempat yang berhubungan dengan transportasi, misalnya terminal dan stasiun (saya sebagai warga benar-benar tidak nyaman dan takut jika berurusan dengan hal ini. Mereka seram, berani, dan kasar sekali. Saya sempat menyayangkan warga asing yang pernah menginap di salah satu rumah sakit swasta dengan tanpa identitas apapun karena ia adalah korban pembiusan dan perampokan). UU tentang jaminan wisatawan dan investor dari tangan-tangan iseng sejenis preman dan penipu (kalau mustahil diadakan UU ini, saya akan membuatnya ada).

Oh, ya, baru saja ada demo dari para sopir angkot dan bus karena kemunculan trans Lampung. Ya ampun! Menurut saya, hal ini kurang adanya komunikasi ke masyarakat dan sopir, serta koordinasi antara kepentingan masing-masing. Menurut saya, Trans Lampung untuk langkah awal ini adalah ke trayek menuju tempat-tempat wisata yang selama ini sulit terjamah oleh transportasi umum. Setelah itu, baru deh ke trayek-trayek umum jika terdapat kesepakatan dan komunikasi antara pihak angkutan trans lampung dengan pihak angkutan lain.

Nah, jika sarana dan prasarana sudah sip, selanjutnya adalah menjual wisata Lampung melalui iklan. Yah, mengeluarkan dana lebih untuk disiarkan di stasiun tv nasional. Setidaknya acara-acara akbar tahunan Lampung yang diadakan spesial untuk menarik wisatawan. Wah, perfect sekali ya rencana dalam pikiran saya. Walau sepertinya tidak mudah dilaksanakan, tapi akan saya usahakan.

Setelah banyak wisatawan muncul, secara sinergis kebudayaan Lampung juga ikut terekspos dan diminati. Makanan khas, jajanan khas, Tapis Lampung, tarian Lampung. Wah, senangnya jika hal itu benar-benar terwujud. Jika benar terjadi, tidakkah ekonomi Lampung sedikit terbantu? Masyarakat bisa memiliki peluang dengan memanfaatkan kondisi ini? Misal saja menjadi kreatif dengan memproduksi kaos Lampung selayak ‘Dagadu Jogja’. Jaya Lampung !!!

Read More......