Langit selalu menyaksikan saya dari singgasananya disana dan saya hingga saat ini masih melakukan perjalanan ini. Entah mengapa menjadi begitu singkat, sangat singkat terutama ketika menatap sebuah titik. Takut menjatuhkan bola mata di sebuah titik lagi lalu akan kembali merasa begitu singkat, secepat kilat.
Takjum memang, tapi ketakutan kadang menyertainya di belakang. Kantung saya masih sedikit sekali tapi tangan sungguh seperti tertahan untuk memungut semua yang ada untuk memenuhi isi kantung. Begitulah hidup atau begitulah saya? Saya pun tidak mengerti.
Lalu apa setelah hari ini? Apa hanya dengan singkat seperti ketika itu? Lalu mencemaskan saya setelah itu? Huah, mungkin langit tersenyum terkikik membaca pikiran saya dan menggeleng heran dengan reaksi tak berarti dari saya.
Bagaimana ini?
0 komentar:
Posting Komentar
silakan komentar disini... :)