[Keyza]
Udara dingin itu
Mengoyang kerudung Keyza
Tergerak seadanya
Tapi tak kuasa menguapkan butiran airmata
Di wajahnya, di pipi bulatnya
Keyza yang bersimpuh penuh doa
Sungguh tanpa sesal
Menatap kuburan anaknya
Pringsewu, 29 Maret 2010
[Anakku]
Berairlah setapak itu,
Hujan
Kubiarkan anakku kesana
Hendak berenang katanya
Kubiarkan anakku berenang,
Beserta imajinasi
Lalu kuamati tawanya,
Riang
Pringsewu, 29 Maret
[Beringin Kala Kecilku]
Akarnya makin menggila
Makin tua rupanya
Beringin kala kecilku
Jauh terlihat kuat di usianya
Ketimbang aku
Hai beringin, kapan rapuhmu?
Aku ingin mati bersamamu
Pringsewu, 29 Maret 2010
[Itulah Aku]
MencariMu dalam tenang
Sulit mencekam
MencariMu kala senang
Tak mungkin
Itulah aku
Yang sengaja bisa mencariMu
Ketika gelisah
Lalu merajuk ingin pergi
Itulah aku
Seonggok badan tak punya malu dan rasa
Pringsewu, 30 Maret 2010
[Matahari]
Tidak gemerlap
Hanya bercahaya,
Bahkan dengan sederhana,
Tapi jauh
Sejauh ia mampu menerang,
Matahari kita,
Hanya bercahaya
Pringsewu, 31 Maret 2010
[Perjalanan Ke Timur]
Perjalanan ke Timur
Hendak mencermati
Dalam tenang dan renungan
Mengakui, memahami
Ketika angin menggoyangkan
Atau ketika angin menyejukkan
Perjalanan ke Timur
Tidak untuk diam dan sekedar terkesima
Pringsewu, 31 Maret 2010
0 komentar:
Posting Komentar
silakan komentar disini... :)