Sejak hari itu, setiap baru bangun pagi, masih di atas ranjang, bahkan terkadang masih terpejam, aku berdoa agar turun hujan. Hujan, akhir-akhir ini tampak begitu indah. Hujan satu-satunya yang bisa membuat aku merasa bahagia kini. Hujan yang mampu menutupi semua kegalauan dan rasa ingin menangis. Betapa tidak, aku bisa tersenyum, menari, melompat-lompat, di dalam hujan, tanpa ia protes dan menghina sedikitpun. Dan makin hari, aku makin cinta hujan. Hari ini, hujan lagi, kah?
Entah sampai kapan kecintaan akan hujan akan memudar. Mungkin sampai aku akhirnya hujan-hujanan (lagi). Setiap kali hujan, aku tak ingin bawa payung, aku ingin terburu-buru mengejar waktu. Aku ingin pura-pura terpaksa kehujanan, lalu basah semua bajuku, kepalaku, kakiku, semuanya. Pura-pura mengeluh ketika dilihat orang, padahal dalam hati tersenyum bahagia. Tersenyum sangat bahagia. (kapan saat itu?)
Sekarang pun, aku tak peduli gelas-gelas itu. Aku tak peduli hujan akan mengisi gelas-gelas yang kugenggam namun tersembunyi itu. Aku sungguh tak peduli. Aku hanya ingin membiarkan hujan membasahi semuanya. Semuanya. Lalu, akan turun hujan, kan?
0 komentar:
Posting Komentar
silakan komentar disini... :)