bergeraklah...!!!!

Sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Meski kita berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak kita mengelilingi matahari.


Air yang tak bergerak lebih cepat usuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih berdebu. Hanya perkakas yang tidak digunakan yang lebih gampang berkarat.


Alam telah mengajarkan ini. jangan berhenti berkarya, atau kita segera menjadi tua dan tak berguna.


.

.

.

Selasa, 15 Februari 2011

LOKER NOMOR 7 _ BAGIAN 2


cerita yang lalu ...

Sudah sebulan lebih Raras masuk SMA, pengaduan Raras terhadap lokernya yang bernomor 7 belum juga diindahkan pihak sekolah. Selama ini Raras harus bersusah payah setiap membuka lokernya. Setelah mengalami kejadian hilangnya barang-barang Raras yang ada di dalam loker seusai pelajaran olahraga, akhirnya Raras pindah loker ke nomor 31 yang kosong.

Berharap sang pencuri mengembalikan barangnya, Raras membuka kembali loker itu. Kebetulan sekali ia masih menyimpan kunci loker nomor 7. Setelah dengan susah payah membuka loker seperti biasanya, ia menemukan sebuah surat dari dalam loker.



^^^
19 agustus 2010, kamis
07.10

Ketika melewati loker nomor 7, Raras teringat kata-kata Fetra dua hari yang lalu. Berdiri di depan loker nomor 7, lalu menggeledah dompet pensil, mencari kunci loker nomor 7 yang masih ia simpan. Lupa diberikan kepada penjaga sekolah dan tidak ada guru yang meminta kunci loker itu. Ia dengan susah payah mencoba membuka loker itu. Seperti sebelumnya, membutuhkan tenaga ekstra dan waktu yang lama.

“Ke loker 7 lagi?” Tanya Fetra tiba-tiba sudah ada di belakang Raras. Raras hanya mampu menjawab ‘uh’ kareng kaget. Fetra tertawa lalu mengajak Raras untuk masuk ke kelas bersama-sama.

“Oke,” jawab Raras mengiyakan sambil membuka loker nomor 7. Tampak kertas terlipat di dalamnya, seperti seseorang yang tengah meninggalkan suatu pesan. Dengan penasaran Raras mengambil surat itu dan membacanya.




-2003,
19 Agustus 2003, Selasa
10:00


Membaca tulisan di selembar kertas itu, Laras agak naik darah. Kemarin pulang sekolah iseng meletakkan surat di loker nomor 7. Surat balasan ditemukan ketika jam istirahat pertama, iseng mengeceknya. Siapa suruh menyembunyikan tas di lokernya. Sekarang menuduh orang sebagai pencuri. Laras memasukkan surat lagi ke dalam lokernya.


^^^
16:03

Sekolah sudah tampak sepi. Sudah sesore ini, tapi masih belum ada satu orang pun yang menghampiri Laras yang sedari tadi duduk di samping pohon palm. Beberapa siswa laki-laki dan perempuan sekarang terlihat masuk ke dalam sekolah dengan memakai baju olahraga. Anak-anak club basket, club Tenis, Club Yudo, dan olah raga lain. Rupanya sudah jam 4 sore. Akhirnya Laras benar-benar pulang dengan hati yang sangat kesal sore itu.

***
20 Agustus 2010, Jumat
16:00

Bel sekolah berbunyi tepat jam 4 sore. Setelah menutup pelajaran, guru kesenian mengangkat semua buku lalu membawanya pergi meninggalkan kelas. Raras yang dari tadi nampak gelisah menunggu jam 4 sore, bergegas keluar kelas, mendahului anak-anak lain. Membuka loker 31, mengambil segala isinya, kemudian berlari ke depan gerbang sekolah.

Tadi pagi ketika dengan sengaja Raras kembali membuka loker nomor 7, ia menemukan surat balasan untuk bertemu pulang sekolah hari ini. Sebentar lagi Raras akan tahu siapa pencuri tasnya.

^^^
21 Agustus 2010, Sabtu
07:00


Raras kembali menemukan surat balasan dari dalam loker nomor 7 setibanya di sekolah. Hari ini adalah hari ekstrakurikuler sekolah. Raras ada kelas club renang pagi jam 7 nanti dan kelas club paduan suara sehabis makan siang. Dengan segera Raras membalas surat itu. Lalu sambil berlari berjalan ke halaman samping sekolah, dimana kolam renang sekolah berada.


***
-2003
21 Agustus 2003, Kamis
07: 06


Laras menjadi sangat kesal karena hal ini. Seharusnya ia tak perlu mempedulikan. Tidak bertemu, yang rugi orang itu. Tapi Laras penasaran dengan anak ini. Kalau dilihat dari barang-barang yang sekarang ada pada Laras, anak ini berjenis kelamin perempuan. Lebih kentara terlihat pada seragam sekolah yang anak itu sembunyikan di lokernya. Rok biru tua bermotif kotak-kotak bergaris putih. Dengan segera, detik itu juga, Laras menyobek kertas dan menuliskan surat lagi.



^^^
10:00

Selama jam istirahat pertama, Laras waspada mengawasi loker dari balik pintu. Teman-temannya tidak satupun yang tahu tentang apa yang ada dipikiran Laras. Setiap ditanya, hanya terjawab desisan sebagai tanda permintaan untuk diam. Bahkan beberapa anak lain dilarang keluar kelas, karena Laras melarang membuka pintu, ia ingin tetap bersembunyi dari balik pintu. Sementara beberapa kali kepala Laras mengintip dari jendela kecil di daun pintu bagian atas.

Jam menunjukkan 10:14. Sebentar lagi bel masuk berbunyi. Loker masih aman, tak ada anak yang mencurigakan hingga guru masuk kelas untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya.

^^^

Bel istirahat kedua berbunyi. Jam 12:30 sekarang. Laras langsung menuju lokernya setelah guru keluar kelas. Ia membuka loker nomor 7 dan kembali menemukan surat balasan.
12:32


Dengan geram Laras menuliskan surat balasan lagi lalu menutup pintu loker dengan kasar hingga mengagetkan beberapa siswa yang berada di sekitar loker atau sekedar lewat saja di depan kelas. Pintu loker terbuka tertutup sendiri sesaat karena terlalu kencang laras mendorong pintu agar tertutup tadi. Derak engsel pintu loker membuat berisik lorong.

***
21 Agustus 2010, Sabtu
12:34


Raras gemetar seketika. Sekitar dua menit yang lalu ia memasukkan surat, ketika hendak mengganti isi surat, surat yang ada di loker nomor 7 sudah berganti menjadi surat balasan. Raras merinding sekarang, bulu romanya berdiri. Raras tengah berinteraksi dengan hantu sekolah.

“Kamu kenapa?” Tanya salah seorang siswa kepada Raras. Raras diam tidak menjawab. Keringatnya mengucur, terasa dingin sekali, lalu tiba-tiba Raras terjatuh di lantai.

“Raras! Raras!” Siswa perempuan itu menndorong-dorong tubuh Raras untuk memastikan. Lalu dengan cepat siswa perempuan itu berteriak minta tolong. Dan beberapa detik kemudian siswa-siswa lain bergotong royong mengangkat Raras ke ruang UKS.

Bersambung ...

0 komentar:

Posting Komentar

silakan komentar disini... :)