bergeraklah...!!!!

Sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Meski kita berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak kita mengelilingi matahari.


Air yang tak bergerak lebih cepat usuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih berdebu. Hanya perkakas yang tidak digunakan yang lebih gampang berkarat.


Alam telah mengajarkan ini. jangan berhenti berkarya, atau kita segera menjadi tua dan tak berguna.


.

.

.

Selasa, 18 Januari 2011

gerimis

gerimis itu datang
dengan tiba-tiba, tanpa permisi
lembut, tidak berisik, berirama indah
aku sungguh tidak meminta
lalu kubiarkan rintikannya membasahi kaca jendela
akan kunikmati suasana ini
suasana yang aku suka

tiap rintikan hanya memberi gambaran bercak
"ini tidak bisa mengembunkan kaca"
batinku
"aku ingin melukis di atas kaca yang berembun"
batinku lagi
lalu dengan cepat gerimis berhenti

lalu ku rindukan gerimis sekali lagi
gerimis, hujan yang lembut, tidak berisik, dan berirama indah
yah, gerimis, seharusnya hanya gerimis
tapi, mata ini terlanjur melihatnya dari sisi lain
Read More......

tentang bintang

lama setelah awan mendung menutupi langit, hingga tak bisa lagi langit menyuguhkan panorama kerlap-kerlip bintang. akhirnya malam ini ada satu bintang yang menyapa. bintang yang tidak asing, yang pernah dikenal dahulu. lalu, bagaimana mensyukurinya??

ketika sang bintang bersikap ramah, tapi biasa, tapi sangat menggetarkan. mungkin karena terlalu lama mendung atau mungkin sudah terlalu jenuh akan hujan...

be a great star
be a superstar in the sky

mungkin akan merindukan bintang lagi
Read More......

permintaan

pinta saya,
tolong, puji yang lain,

kopimu, dinginmu, malammu, mataharimu, gunungmu, bulanmu, airmu, embunmu, pendakianmu,,
tapi tolong jangan puji bintang ataupun bimasakti...
bukan milik saya memang...
tapi akan membuat saiiiaaa menjadi penafsir amatiran jika kau memujinya...

bisa??!

maaf, tak saya sangka begini.
sungguh, seharusnya saiiiaa sudah berdamai dengan resiko
Read More......

pengindahan

akan kuceritakan "indah" itu setelah kau mati kelak
atau mungkin sebelum kau mati
itu lah kau
membuatku iri ketika merasakan

aku memberikan lebih dari semua pujian
hari ini untukmu setelah kemarin untuk Sapardi Djoko Damono

gerakkan pena pena yang kusangka diam itu
dan "indah" itu yang akan kuceritakan
teruslah
aku akan tetap mengamati sampai kau sendiri yang tak mengijinkan
Read More......

kosong

ini yang disebut kosong
ketika teramati begitu jenuh

ingin memenuhinya dengan hujan
atau embun atau hanya air keran yang mengalir di wastafel
seperti terlalu sulit
hingga tetap seperti itu
kosong

angkuh ini kah sang hulu?
atau pengharapan sang hulu?
Read More......

jenuh

peradaban apa ini?
jenuh di dalam sini
sebagai apa aku disini?
apa yang harus aku lakukan?

tolong bawa aku melihat peradaban lain di luar sana

backsound : (take me by the hand, take me somewhere new, i dont know who you are... Avril Lavigne_I'm with you)

teriak pun susah, menangis malu, berlari tak mampu
peradaban apa ini?

tolong bawa aku melihat peradaban lain di luar sana

kau yang berdiri
kau yang ada di balik batu
kau yang menari di atas awan
kau yang mengais
kau yang berkaos hijau
dengar aku?
tolong bawa aku melihat peradaban lain di luar sana

Bandar Lampung, 22 September 2010, 22:23
Read More......

aku memulainya dengan huruf "K"

aku memulainya dengan huruf "K"
tanpa tanda, tanpa bicara
ketika kata yang mengajak bercerita

aku ingin memulainya kembali
heummmm
tanpa "A", "B", "C", atau "J"

lalu meratapi ketidakmampuan
sungguh abjad ini dimulai dari huruf "A"
ketika tersadar...
ya, "K"
dulu aku memulainya dengan huruf "K"
Read More......

pertanyaan dalam hati, apakah hati yang menjawab juga?

ia terdiam membaca satu kata dalam kalimat-kalimat itu. Sungguh tidak tahu apa yang sedang Tuhan pesankan melalui kata itu dan matanya. saat ini, sungguh ia berkata pada Tuhannya. Sangat tidak adil ketika ia yang tidak tahu apa-apa harus bertanya sendiri. ia sangat butuh jawaban Tuhan.

jauh ia telah mengagumi bintang. tuhan tahu itu dan semua tahu itu. bahkan tanpa disadari ia melebihinya. ini yang disebut cinta. hahaaaa cinta. "rayuan gombal". tapi sungguh sudah terlalu jauh. hanya itu yang bisa ia rasa dan ia sadari. "sudah terlalu jauh" <<< "sudah terlalu dalam"

tidak lima detik kemudian hilang, tapi puluhan ribu detik yang lalu, ia akan membiarkan hati dan pikiran untuk menghentikannya. karena ia yang tidak tahu apa-apa itu terpaksa menafsirkan kalau ia tak boleh lebih dalam lagi, berakhir. lalu dia meratapi sendiri akan penafsiran dan keputusannya.

beberapa ratus detik lalu satu kata muncul di suatu malam yang biasa, tapi tak terduga. ia yang tak tahu apa-apa menangis seperti hujan tadi sore. deras. karena lagi-lagi Tuhan membiarkan ia menafsirkannya lagi. karena tak tahu bagaimana TUhan akan menjawab.

pertanyaan hati, apakah hati yang menjawab juga?

jika hanya kebetulan, bukankah ini jawaban Tuhan? dan memebiarkanku dalam kalimat "sudah terlalu jauh"?

jika disengaja, bukankah ini jawaban Tuhan, jawaban hati, dan jawabannya? bahwa ia menginginkan topik sama, karena ada yang mendoakannya, dan mengirimi surat cinta melalui Tuhannya? dan membiarkanku dalam kalimat "sudah terlalu jauh"?

lalu ia menghardik padanya, melalui hati, dalam hati. tak akan tersampaikan.

"hentikan semua ini! sungguh saya hanya penafsir amatiran yang bergerak karena hati, mimpi, dan harapan. Saya tak tahu bagaimana jawaban Tuhan. lihat saya, saya menangisi anda, tulisan anda, dan segalanya karena anda, tolong,"

lalu sungguh tak akan tersampaikan. ia yang tidak tahu apa-apa masih tetap tak tahu apa-apa.
Read More......

saya yang mundur

jika cerita kita sama,
entah disengaja atau tidak sengaja (campur tangan Tuhan).
saya yang mundur, tak ingin menceritakannya lagi
saya ijinkan anda untuk bercerita tentang itu
saya hanya akan mengamati dan menutup rapat mulut dan jemari
saya ijinkan anda, sekarang

apa anda dekat dengan Tuhan?
bisa sampaikan pertanyaan saya?

"Apa ini pesan_Mu? lalu apa yang harus saya lakukan?"

terima kasih jika anda mau menyampaikannya

:) <<<<< tersenyum
Read More......

doa untuk dia

Tuhan, aku telah jauh menyayanginya dan aku yakin Kau lebih tahu
setiap hari dia yang kusebut dalam doaku
untuk kesehatan dan kebahagiaannya

Tuhan, spesial hari ini, aku akan meminta lebih kepada_Mu
untuk dia

kuingin ia
tiada gentar melangkah menapaki jalan hidup
mendewasakan diri di setiap tindakan
senantiasa manis dalam senyum tulusnya
tak pernah luput merasa cantik hati dan parasnya
diberi kekuatan menghibur aku dan semua orang yang ia sayangi
bersemangat dalam suka maupun duka

Tuhan, kabulkan doaku,
untuk dia, sahabat
"Corry Pamela Oktaviani"

luv u
:):):):):):):)
Read More......

setelah jawab_Mu

Kau pun menjawab
ketika Kau gemas dengan penharapanku
sungguh Tuhan, aku pun begitu

setelah jawab_Mu
aku ingin tertawa, meratapi kebodohanku
lalu tersenyum, untuk penetapannya,
disini, detik ini, aku lakukan
ya...!!

lalu Tuhan, perlihatkan aku sesuatu yang lain
agar aku tak merasa terpuruk ataupun terburuk
aku tahu, kasih_Mu lebih dari yang kukira
tak apa jika tak sekarang,
bisakah kumohonkan untuk "segera"?

_ketika termenung dan meratapi_

10-10-2010, 08:10
Read More......

akhir-akhir ini langit sangat puitis

tiba-tiba langit menjadi puitis. ketika hujan, selalu saja ada yang diceritakan. ketika panas terik pun begitu bahkan ketika langit sekedar kelabu. langit malam yang biasanya hanya malam, mendadak menjadi puitis sekali. langit biru bersama mentari pagi, atau langit yang keputihan bersama awan, tak ada yang diam untuk menyapa dengan ceritanya. ada apa dengan langit hari akhir-akhir ini?

bunga, dia yang namanya tak ingin disebut tengah menyadarinya. pesan-pesan puitis tiap kali ia terima dengan pertanyaan yang sama, selalu begitu. ada apa dengan langit akhir-akhir ini?

di depan pintu ia duduk suatu waktu, membiarkan cahaya pagi menyapa selama bererapa menit. diam disana, siap menerima pesan puitis selanjutnya. terkadang ia membentuk lekungan bibir penuh ratap, terkadang lekungan indah kebahagiaan. sekarang aku yang akan bertanya heran. ada apa dengan langit dan dia akhir-akhir ini?

aku terpaksa mengamati langit karena dia. atau mengamati dia saja. aku menerima pesan puitis itu, layaknya bunga. tapi bibirku hanya menggambarkan satu, bukan ratapan atau kebahagiaan, tapi kebimbangan. ada apa dengan langit dan dia akhir-akhir ini?
Read More......

ijinkan aku tersenyum malam ini. mungkin nanti angkuh yang membuatnya jera, lalu tak ada waktu untuk tersenyum

Tuhan, tiba-tiba aku ingin segera hujan
akankah aku mendapatkannya?
jika saat itu benar-benar datang, jangan tanya untuk apa kemudian aku berlari

Kau sangat tahu
gelas ini sudah kugenggam, meringkuk dalam pelukan harap
akan kuisi dengan air hujan nanti, bersiap-siap

esok pagi, kah? siang hari kah?
oh, jika malam ini, injinkan aku tetap terjaga menunggu hujan
atau jika tak sengaja terlalu lelah,
bisakah Kau berperan membangunkanku?
gelas ini sudah kugenggam, meringkuk dalam pelukan harap
akan kuisi dengan air hujan nanti, bersiap-siap

atau jika masih lama hujan datang
jangan biarkan aku berangkuh-maruh
aku ingin mengisinya dengan air dari langit itu
Read More......

ijinkan aku tersenyum malam ini. mungkin nanti angkuh yang membuatnya jera ... bag.2

terbangun dari tidur :

hari ini hujan, ketika bangun, hujan di luar sana
hari ini hujan, ketika sore, hujan di luar sana
sekarang langit mendung
mungkin malam nanti akan hujan (lagi)?

apa pesan Tuhan?

antara bahagia dan tidak ketika tersadar hujan
semalam aku ingin hujan, Dia datangkan hujan
(anggapanku) Dia datangkan hujan untuk aku

apa pesan Tuhan?

tapi ketika itu aku hanya terdiam, memandang keluar jendela
melalui celah gorden yang menggantung
gelas itu masih kosong
aku tak berlari kemudian
Read More......

langit, puitis, romantis, tulisan, hujan, (sepi)

langit begitu puitis akhir-akhir ini dan suasana romantis tiba-tiba dirindukan. sudah menonton drama romantis buatan korea selatan, dan membaca novel romantis, tapi masih terasa dirindukan. lalu bertanya kembali dalam hati, apa yang harus dilakukan?

seperti wabah yang mendera otak dan saraf-saraf jemari, tulisan-tulisan tercipta lebih produktif dari sebelumnya yang mati. semua rasa dapat tertuang dari setiap-setiap kejadian. yang memilukan, yang membahagiakan, yang membingungkan, sampai yang biasa-biasa saja. ya, karena itu langit begitu puitis akhir-akhir ini. langit yang memberikan energinya seperti wabah-wabah itu.

lalu hujan. tiba-tiba sangat tertarik akan hujan, alih-alih sangat menginginkan salju dan keromantisan. heummm, tapi rasanya bukan. tapi suasana dingin, bukan panas gerah di akhir-akhir hari yang lalu. ah, entahlah, ketertarikan itu muncul sebagai tak terduga karena tak ada yang tahu apa penyebabnya.

setelah membaca beberapa tulisan-tulisan itu, sepertinya hujan menggambarkan sepi. hey! itukah?

ah, entahlah, biarkan tak ada yang menjawab dan tak ada jawaban. tak ingin jawaban!

menarik sekali semuanya. kita akumulasikan. langit, puitis, romantis, tulisan, hujan, sepi. kasian sekali kata terakhir itu. akan diganti.

langit begitu puitis akhir-akhir ini dan suasana romantis tiba-tiba dirindukan. sudah menonton drama romantis buatan korea selatan, dan membaca novel romantis, tapi masih terasa dirindukan. lalu bertanya kembali dalam hati, apa yang harus dilakukan?

seperti wabah yang mendera otak dan saraf-saraf jemari, tulisan-tulisan tercipta lebih produktif dari sebelumnya yang mati. semua rasa dapat tertuang dari setiap-setiap kejadian. yang memilukan, yang membahagiakan, yang membingungkan, sampai yang biasa-biasa saja. ya, karena itu langit begitu puitis akhir-akhir ini. langit yang memberikan energinya seperti wabah-wabah itu.

lalu hujan. tiba-tiba sangat tertarik akan hujan, alih-alih sangat menginginkan salju dan keromantisan. heummm, tapi rasanya bukan. tapi suasana dingin, bukan panas gerah di akhir-akhir hari yang lalu. ah, entahlah, ketertarikan itu muncul sebagai tak terduga karena tak ada yang tahu apa penyebabnya. sungguh, hujan ya hujan.

oktober, 2010 at 13
Read More......

siapa mau bergerak di belakang? diijinkan untuk mengikuti jejak-jejak kosong ini

pada kenyataannya di akhir cerita, lily adalah lily. tapi cerita apa yang tengah di bicarakan, ya?

heummm susah sekali mengerti diri sendiri, sesusah remaja-remaja yang begajulan, banyak omong, dan menuang keeksistensian dimana-mana (dibaca:pencarian jati diri). padahal seharusnya sudah melewati tahap itu, tapi itulah sekarang. yang kecil cepat dewasa, yang besar mudah mengecil dan kekanak-kanakan. sepertinya tak ada yang diam menetap. bosan mungkin, mungkin bosan. apa pun itu, semuanya ada, nyata, tercipta, dan akuilah itu.

jangan percaya apa yang dikatakan, bukan bermaksud menipu, tapi usaha inilah yang membahagiakan untuk melupakan kegilaan yang tengah meradang. haiiiiiaaaah..... (pose jurus bangau)

sekarang tersenyum saja, nikmati saja, melihat saja kelakuan-kelakuan itu. suatu saat, pada kenyataannya di akhir cerita, lily adalah lily. setelah bosan akan diakhiri, atau setelah semakin gila. hahaaaaa atau mau tertawa terkekeh-kekeh? terserah saja, sesuai kehendak hati, asal jangan memaksa lalu berteriak untuk berhenti. haiiiiiiaaaaaah .... (pose jurus katak melompat) <<<< akan berbuat demikian dan bicara "diam!" atau "mati!"

siapa mau bergerak di belakang? diijinkan untuk mengikuti jejak-jejak kosong ini. lalu boleh ajak saya tertawa bersama, tak harus dengan alasan jelas, akan tetap diijinkan karena penerimaan akan ada seutuhnya, kapan pun,dimana pun. hohooooo
Read More......

langit, sampaikan saja salamku untuknya, aku tahu, kau pun menginginkan segala kebaikan di setiap harinya

langit, sampaikan saja salamku untuknya, aku tahu, kau pun menginginkan segala kebaikan di setiap harinya. mari bersama berbahagia dan membahagiakan dia. kau bisa dengan memberikannya gunung, laut, kopi, hujan, malam, persahabatan, malam, bulan, dan aku akan memberikannya doa keselamatan.

tak ingin menyapa, atau pura-pura (tak) merindukannya, lalu mengenang perjalanan-perjalanan yang ternyata hanya dikenang olehku saja, olehku saja, olehku saja. jadi, sampaikan saja salamku untuknya, tanpa memo, tanpa nama tera, tanpa materai, tanpa tanda tangan, bilang saja “bunga”, dia yang namanya tak ingin disebut menitipkan salam untuknya.

jangan merasa direpotkan. kau menyayangiku seperti kau menyayanginya. seperti si awal tadi, kita sama-sama menginginkan segala kebaikan di setiap harinya dan setiap hariku. jika kusampaikan sendiri salamku untuknya, takut segala kebaikan dan kebahagiaan tak berkunjung kepadaku atau dia. lalu kau akan marah lagi, melihat aku meraung, merajuk, seperti beberapa waktu itu.

salam ***** <<<<<<< sampaikan yang ini
Read More......

kata "sama"

apa kau selalu mengamatiku?

hai bintang, kau seperti tahu apa yang kukatakan,
jika tidak, bukankah ini ada peran Tuhan?
boleh kah aku menafsirkan ala amatiran yang penuh asa seperti ini?

berhentilah “sama”,
tolong hentikan semua “sama” ini,
tau? aku sedang merasa teramati sekarang,
dan akan menyakitkan jika aku adalah benar-benar seorang amatir,

hai bintang, baca lah note ini,
ini untuk bintang, “my superstar”,
atau jika tidak bisa membaca, mintalah makhluk lain untuk membacanya,
sungguh, note ini untuk bintang,

aku benar-benar ingin menghentikan “sama” ini,
aku sungguh tak sanggup berperan menjadi penafsir amatir,
aku tak sanggup, sungguh
Read More......

pura-pura hanya kisah saya

langit sore, tanpa cahaya jingga. langit hanya berselimut awan hitam bergerumul acak-acakan. mendung. senang rasanya jika sekarang hujan. ya. aku akan menunggu hujan saja di jajaran anak tangga ini. betapa senangnya jika hujan. uuuuuuuuuhhhhhhhh

lebih dari sepuluh menit menungguh, tapi hujan tak kunjung datang. ada apa ini? tidakkah langit tahu aku sedang menunggu? tidakkah langit mau menghormati orang yang tengah menunggu ini? sudah gerah raga ini, panas, dan aku yakin itu janji langit untuk mendatangkan hujan. hujan. hujan. huuuuuaaaaaah aku akan kembali frustasi dan aku tak mungkin sabar menunggu.

lalu aku bangkit dari duduk dan mendatangi motor yang terparkir tepat di depan jajaran tangga.

agak kebut tanda kesal. biar saja dimakin mahasiswa lain melihat tingkahku. hahaaaa motor matic warna pink begajulan di jalanan kampus. wahaaaa, gerah ini akan terbawa angin, terbuang dari raga mungil yang sedang menggila ini.

jadi teringat beberapa hari ini. Sosok yang kusebut-sebut bintang (dan dia mengerti itu), tengah membuat luka sangat dalam. betapa tidak. begitu tahu ia aku menyayanginya. lebih. tapi tanpa berpikir luka itu, dia ingin orang yang dicintainya menyebutnya bintang.

“huuuuuuaaaaah....... aku sakit hati!!!!!!” teriakkku kemudian karena sudah tak tahan. orang-orang yang terlewati tengah menatapku. seru. lega. lalu aku tersenyum lebar.

“hei bintang! tengoklah aku sekarang dan berpikirlah kalau itu sangat menyakitkan!!!” teriakku lagi. hahahaaa aku bahagia melakukan ini. biar saja disangka sedang frustasi. memang begitu adanya.

“skripsi !!! aku pasti bisa menyelesaikan mu! segera! segera! segeraaaaaaaaaaaa!!!!” teriakku sambil berbelok ke jalan utama. selamat jalan kampus. aku akan pulang ke rumah.

jadi ingat tahun lalu. bintang bertanya mengapa aku sebut dia bintang. karena dia suka begadang. lalu dia tanya lagi kenapa tidak “kalong” saja atau “kampret”. no. no. no. no. no. aku menyukai bintang dan kelak bintang adalah dia.

sekarang ternyata ada penerimaan jauh dalam dirinya. tapi, sungguh aku ingin hanya aku dan dia. bukan aku, dia, dan dirinya. penjelmaan bintang sangat menyakitkan. hentikan.

Read More......

bukan apa-apa

tolong jangan begini. aku pun tak punya kekuatan untuk bertanya. tanyaku hanya mampu terucap seperti bisik, dan seringkali hanya berada jauh di dalam hati dan hampir setiap pertanyaannya, dijawab oleh hati juga. tolong buka lebar jendela itu, agar aku, dan orang-orang yang peduli bisa melihat semuanya.

apa kau akan membiarkan seperti ini hingga akhir tahun? atau bulan selanjutnya? aku tak mampu menangis sendiri selalu. Aku tak mampu menemukan dada yang selalu sesak ketika diam. Ya, aku memang terlalu tinggi untuk mengakui semua rasa, dan sangat berharap kau bisa mengerti.

Aku terlalu sulit, seperti memiliki “energi ionisasi” yang sangat tinggi dan “afinitas” yang sangat kecil. Tuhan, hal indah apa di kemudian hari dengan aku yang seperti ini? Sepertinya Kau mengijinkan aku untuk merasakan dan menangisi hingga beberapa waktu nanti.

Oktober, 2010
Read More......

tidakkah benar-benar terlihat? atau memang tidak ada kesungguhan?

merasakan apa-apa dan apa yang dipikirkan ketika itu? merasa sepertinya sudah tidak angkuh, tapi apa yang salah, aku sama sekali tidak tahu. bingung. ketika itu aku membuka gelas-gelas yang ada. oh, aku lupa, kalau itu masih tersembunyi. tidakkah benar-benar terlihat? atau memang tidak ada kesungguhan? heuh, kejam sekali

kesal sekali melihat apa yang terjadi sekarang. setiap kali begini akhir dari kisah. bosan. bosan. sangat jenuh.

rasanya ingin hujan lalu hujan-hujanan seperti masa kecil. rasanya ingin hujan lalu melompat-lompat menghindari genangan-genangan air. rasanya ingin hujan lalu membiarkan basah seluruh kepala. rasanya ingin hujan lalu menepis tiap air yang membasahi seluruh muka. rasanya ingin hujan lalu menari-nari lucu di dalamnya. rasanya ingin hujan sekarang. ingin hujan. hujan.

atau buruk yang terlihat ketika itu, sehingga begini. aaaaaahhhh, seharusnya tidak berpikir seperti ini.

ketika itu ada rasa bahagia yang hanya aku selipkan dalam diam. tidak bicara dengan siapa pun, karena rasanya senang jika hanya sendiri (atau takut bahagia itu sekilas datang lalu pergi, atau takut sebenarnya tidak ada rasa bahagia). heummm ingin sekali mengendurkan otot-otot ini untuk bertanya saja.

jadi tertawa sendiri sekarang. menertawai diri sendiri. seru ketika dicoba. jadi tertawa dulu ah. hahahaaaaaa. lagi. hahahaaaaaa. lagi. hahahaaaaa. sekali lagi. hahahaaaaaaaa

A : malang sekali nasibmu, hawa.
B : merasa kasihan dengan diri
A : kasihan kau
B : kapan datang?
A : sampai kapan memang?
B : beuhhhhh malah bertanya
A : hahahaaaaaa
B : tertawa?
A : hahhaaaaaaa
B : hahahaaaaa
Read More......

biga, nan jeongmal bileul salanghagedoemyeon

biga, nan jeongmal bileul salanghagedoemyeon....
비가, 난 정말 비를 사랑하게되면.....
ketika hujan, saya sangat cinta hujan

hujan sekarang. hujan sedari sore hingga sekarang. sayang sekali, hanya bisa mendengarnya dari dalam kamar, atau melihatnya dari teras, atau yang paling baik dari aku dan hujan sore ini adalah menadahkan banyak air hujan ke telapak tangan, sampai penuh. sayang sekali, tidak hujan-hujanan.

karena merasa sudah besar, malu dibilang ke kanak-kanakan atau malu dibilang “india” ketika berlari keluar, tanpa payung, tanpa jas hujan, di dalam hujan. ah, sayang sekali aku merasa sudah besar. ah, sayang sekali aku bukan seorang anak kecil yang tak punya malu.

ingin rasanya sekarang pura-pura kehujanan. pura-pura pergi dan lupa bawa payung. pura-pura buru-buru ingin pulang sehingga tak perlu menunggu reda. ingin sekali. ah, aneh sekali kisah aku dan hujan ini.
Read More......

hujan

Sejak hari itu, setiap baru bangun pagi, masih di atas ranjang, bahkan terkadang masih terpejam, aku berdoa agar turun hujan. Hujan, akhir-akhir ini tampak begitu indah. Hujan satu-satunya yang bisa membuat aku merasa bahagia kini. Hujan yang mampu menutupi semua kegalauan dan rasa ingin menangis. Betapa tidak, aku bisa tersenyum, menari, melompat-lompat, di dalam hujan, tanpa ia protes dan menghina sedikitpun. Dan makin hari, aku makin cinta hujan. Hari ini, hujan lagi, kah?

Entah sampai kapan kecintaan akan hujan akan memudar. Mungkin sampai aku akhirnya hujan-hujanan (lagi). Setiap kali hujan, aku tak ingin bawa payung, aku ingin terburu-buru mengejar waktu. Aku ingin pura-pura terpaksa kehujanan, lalu basah semua bajuku, kepalaku, kakiku, semuanya. Pura-pura mengeluh ketika dilihat orang, padahal dalam hati tersenyum bahagia. Tersenyum sangat bahagia. (kapan saat itu?)

Sekarang pun, aku tak peduli gelas-gelas itu. Aku tak peduli hujan akan mengisi gelas-gelas yang kugenggam namun tersembunyi itu. Aku sungguh tak peduli. Aku hanya ingin membiarkan hujan membasahi semuanya. Semuanya. Lalu, akan turun hujan, kan?
Read More......

life is ever flat

life is ever flat...

seperti rabu kemarin. saya merasakan hidup yang begitu datar. terlalu datar. datar. entahlah, sepanjang pagi tertidur karena semalaman lembur menonton DVD serial drama korea. lalu ingin melakukan sesuatu. akhirnya siang itu, harus menuju kampus untuk menghadiri seminar proposal rekan saya, saya memutuskan menggunakan payung (sepanjang jalan hanya saya yang ribet akan sinar matahari, yang lainnya bersahabat, tanpa payung).

sore hari, sepulang seminar, saya menghitung perjalanan dari kampus ke kosan. 1468 langkah ketika dihitung. saya membayangkan orang-orang yang berkaki panjang, mungkin 1000 langkah saja. (melirik kaki saya yang ternyata memang pendek sekali)

malamnya pun begitu. masih mengantuk,lalu tertidur hingga menjelang pagi. terlalu datar. masih terlalu datar.

esok pagi, masih sama, hingga saya bertanya pada rumput putri malu yang setia berdiri di pinggir jalan setapak. "hei putri malu! tidak lihat saya dari kejauhan? kalau selalu sombong dan berdiri tegak begini, kaki saya akan selalu usil menyentuhmu," kataku sambil menyentuh daun-daunnya hingga habis kesombongannya.

sepertinya rumput putri malu juga merasakan hal yang sama seperti diri saya. melakukan hal-hal yang sama setiap senin, selasa, dan kamis sore. membiarkan kaki saya mengganggu tiap kesombongannya hingga ia akan menciut seciut-ciutnya. sementara saya setiap senin, selasa, dan kamis sore, hanya mengganggu rumput putri malu itu.

yah, life is ever flat like today n yesterday...

apakah esok akan tetap datar?
Read More......
mungkin memang ini yang seharusnya muncul. Rasa yang berbeda, mimpi yang berbeda. Bukan kemarin tak pernah bermimpi, tapi mimpi ini benar-benar dengan rasa yang... ah, betapa sulit untuk dijelaskan bagi orang pemula seperti saya. Saya pikir, inilah pintu itu, akhirnya sampai juga pada suatu masa.

banyak bertanya sekarang tentang mimpi, banyak bermimpi tentang mimpi, dan kegelisahan juga menyelimuti. Mungkin bukan gelisah, tapi ketakutan. Ya, saya rasa, dari hati nun jauh disana, sebenarnya takut yang tengah meradang. Lalu, tak bisa berbuat apa-apa, hanya berdoa dengan penuh pengharapan akan janji-janji yang pernah ada.

berbicara tentang takut dan mimpi. Lebih menakutkan lagi ketika mimpi itu harus dengan tertatih sekali karena keangkuhan yang terlalu angkuh. Dan pilihan yang terlalu banyak. Jangan, Tuhan. Jangan biarkan saya tertatih sekali menuju mimpi ini. Redamkan keangkuhan yang sangat ini, dan persempit pilihan-pilihan yang ada. Sungguh, saya merasa seperti putri-putri nan rupawan dari negeri pelangi. Blek. Gleduk. Cepriiiitttt.

akhirnya sampai juga pada suatu masa, dimana saya menemukan satu jalan. Untuk pertama kalinya sangat tak muncul keinginan untuk mundur dan menikmati lagi hari-hari yang telah jauh itu. Saya pikir bukan sekarang, nanti, setidaknya setahun lagi. Wah, dengan takjub saya menyalahi pikiran saya sendiri.

apa yang harus saya lakukan? bagaimana menggapai mimpi ini?
Read More......

sepertinya ketidakbaikan di mata itu adalah hal baik. Apakah ada episode 2?

belajar tidak harus melalui buku, tidak harus menonton berita pagi, tidak harus mendengarkan dengan seksama orang-orang hebat di hadapan. belajar bisa melalui apa pun, tanpa membaca, sehingga ketika gelap tidak berhenti belajar. tanpa mendengar, sehingga ketika berisik pun tidak berhenti belajar. atau ketika mati listrik, tidak sedih tidak dapat menonton berita pagi. malam ini melalui sebuah perekayasaan manusia, saya belajar.

belajar tidak melulu ekonomi, tidak melulu sains, tidak melulu seni atau pun politik. Saya belajar tentang kasih Tuhan. Saya tipe pembelajar visual, audio-visual, dan melalui cara itu Tuhan memperlihatkan kasih-Nya tentang saya. saya seharusnya tidak perlu takut, tapi boleh gelisah. Karena ini (nunjuk dada) memang seharusnya ada. Degup jantung karena gelisah, karena penuh dengan rasa khawatir. Mungkin ketika itu, orang lain menganggapnya super biasa. Tapi untung saja saraf-saraf menyampaikan ke otak saya sebagai hal yang luar biasa. (tak apa)

Siapa yang lebih tahu tentang saya? apakah saya? mungkin iya, tapi pendapat tentang diri sendiri hanya sebatas keinginan dan harapan, kadang segala kebaikan di dalam ketidakbaikan terabaikan begitu saja. Sungguh hanya Tuhan yang mampu melihat dari kedua sisi itu. Hitam dan putih sekaligus. Jadi,siapa yang lebih tahu tentang saya? apakah saya? jawabnya memang iya. Tapi Tuhan lebih tahu dari yang saya tahu tentang saya. Dan Tuhan memilihkan hal-hal terbaik untuk saya. selalu. pasti.

melalui mata dan telinga ini, saya sempat terpikir beberapa menit yang lalu. Tentang kebaikan itu. Seharusnya saya menjadi lebih bijak setelah ini. Tidak hanya memandang ketidakbaikan,tapi berusaha mencari kebaikan dalam hal apa pun. terutama hal ini (memejamkan mata). sehingga nanti tak perlu takut, tak perlu khawatir dan gelisah. Cukup percaya akan pilihan Tuhan.

sepertinya ketidakbaikan di mata itu adalah hal baik. Apakah ada episode 2? sehingga saya setidaknya mencoba melihat hal baik itu, lalu menerima seutuhnya, ketidakbaikan sekaligus kebaikan. Sepertinya sebagian itu memikirkan kebaikan saya, tapi ...
Read More......

sejak semalam dalam perenungan, saya menyebutnya dua malaikat

sejak semalam dalam perenungan, saya menyebutnya dua malaikat. Mungkin sekarang dalam penyelasan mungkin juga tidak. Ah, mungkin ini bernama perjalanan. Ada sesuatu dimata mereka, sudut pandang yang berbeda dari yang lain. Seharusnya ketika kedatangan mereka, saya menyadarinya. Sayang, sayang sekali . Sekarang hanya bisa merenungi semua yang ada, semua yang akan saya hadapi. Lalu menerimanya.

Saya mengagumi sudut pandang mereka, saya mungkin terpesona, tapi mungkin saya merasa ada rasa hilang. Yah, begitulah. Saya merenungi hal yang sudah terjadi, tak berani membayangkan apa yang akan terjadi, hanya menjalankan apa yang terjadi. Ini salah?

Tuhan, mungkin bukan malaikat-malaikat itu. Tapi mungkin yang lain. Akankah Kau akan menjawab, “iya”? atau “salah”? Atau membiarkan saya menjawab sendiri semua pertanyaan hati ini seperti sebelum-sebelumnya? Apakah rasa percaya ini masih belum cukup untuk membuktikan bahwa saya sepenuh hati menjalankan rencana_Mu? Ah, memang selalu saya sendiri yang harus menjawabnya, walau tertuju pada_Mu...
Read More......

Semoga mereka benar-benar tidak menyadari keberadaan saya. tak tik tak tik tak tik tak tik

Saya bersembunyi di dalam, diam, menutup mulut, meniadakan diri. Semoga mereka benar-benar tidak menyadari keberadaan saya. tak tik tak tik tak tik tak tik. Bunyi itu yang terdengar sedari tadi. masih sepi rupanya. Suara musik dangdut dari rumah tetangga terdengar samar-samar. Tapi tak mengganggu. Akhirnya terdengar obrolan makhluk-makhluk yang belum sempat kuintip siapa saja.

makhluk 1 : hei, apa yang terjadi ketika itu??
saya menunggu kisah anda,,,

makhluk 2 : sesak membayangkan minggu penuh tantangan esok. saya pasti sanggup, tapi saya ragu kesanggupan mereka dan kesanggupan waktu

makhluk 3 : ternyata saya masih merasa takut, dan kesombongan ini tak kunjung mereda. saya tiba-tiba menjadi merasa takut sekali. munculkan segera, Tuhan

makhluk 4 : (mengagetkan saya, tiba-tiba berteriak) : Aaaaaaaaaaaaarrgggghhhh....!!!!!

saya masih bersembunyi di dalam, diam, menutup mulut, meniadakan diri. Sungguh saya ingin keluar, atau sekedar mengintip keempat makhluk itu. Penasaran dengan mereka yang tiba-tiba muncul.

makhluk 1 : saya berharap semua tipu daya, tidak nyata. Mungkin tidak ada yang perlu dipublikasikan kepada siapa-siapa, tapi sungguh saya menunggu kisah anda

makhluk 2 : bagaimana kalau saya tak sanggup berlari lagi? saya sempat berputus asa melihat mata itu. Mata itu mampu menghancurkan saya. Sebenarnya saya berada dalam zona keragu-raguan. berlari maju, atau mundur selangkah demi selangkah

makhluk 3 : apakah saya akan terus seperti ini? siapa dia, Tuhan? atau mungkinkah saya akan bertanya, adakah dia, Tuhan?

makhluk 4 : Aaaaaaaaaaaaaaaarrrgggghhhhhhh......!!!!

saya akhirnya mengintip sedikit. Makhluk-makhluk itu terlihat, tapi tak jelas rupanya. Oh, tidak. Mereka berempat tidak sedang mengobrol. Mereka saling membelakangi satu sama lain, berada pada jarak yang jauh masing-masing. Apa yang terjadi?

“Brak..!!!” tiba-tiba pintu terbuka. saya kaget. salah satu dari mereka menemukan saya, menyeret saya dengan geram dan berteriak-teriak di telinga saya. Saya diam dengan ketakutan.

“Seharusnya keluar dari tadi, enak saja bersembunyi!!”

“saya tidak bersembunyi, saya hanya malas keluar,” jawab saya terbata.

“Enak saja bilang malas keluar. Atasi semua masalahmu!!”

“Saya tidak punya masalah,”

“Hah? Apa katamu? Bagaimana bisa membohongi kami? Lihat kami! Kami ada karena kamu mengundang kami!!”
Read More......