bergeraklah...!!!!

Sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Meski kita berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak kita mengelilingi matahari.


Air yang tak bergerak lebih cepat usuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih berdebu. Hanya perkakas yang tidak digunakan yang lebih gampang berkarat.


Alam telah mengajarkan ini. jangan berhenti berkarya, atau kita segera menjadi tua dan tak berguna.


.

.

.

Selasa, 27 September 2011

TERA


Dia masih duduk di pinggir air mancur dekat taman kota, menangisi sesuatu. Ia menatap langit, dan mendesah dua kali. Melihat itu, saya mengayuh sepeda mengampirinya.

Jangan mengeluh pada langit, langit tidak salah.

Dia mendongak ke arah saya sambil mengapus air -air matanya.

Jangan mengeluh pada langit, langit tidak salah.

Dia hanya menatap saya, mungkin tidak mengerti dengan apa yang saya sampaikan barusan. Sebaiknya saya ulangi lagi.


Jangan mengeluh pada langit, langit tidak salah.

"maaf, saya tidak mengerti, adik kecil," katanya kemudian.

"anga emeuh awa angi, angi iya ayah," kata saya akhirnya dengan susah payah.

"oh, Tera punya kawan baru? Siapa nama kakak ini?" mama tiba-tiba sudah ada di samping saya.

"Oh, namanya Tera, ya, tante? Halo Tera," sapa dia kemudian sambil tersenyum pada saya.

Jangan mengeluh pada langit, langit tidak salah.

Saya kembali menyampaikan itu padanya.

"oh, mungkin kakak tadi tidak mengeluh, sayang, hanya menyapa langit," jawab mama sambil mengusap rambut saya.

Tidak, ma. Tadi dia mendesah dua kali ke arah langit. Seperti ini.

Lalu saya memperagakan apa yang dilakukannya tadi. Mama hanya tersenyum.

"Sudah malam, sayang. Kita pulang, yuk. Besok main lagi," kata mama kemudian. Saya mengangguk lalu mengayuh sepeda ke arah jalan menuju apartemen tak jauh dari taman.

"maaf, ya, mengganggu," kata mama sebelum akhirnya pamit padanya. Mama mengejar saya dengan berlari kecil.

Dia benar-benar mengeluh pada langit.

Kata saya pada mama.

"kakak itu tadi lagi cerita sama langit, bukan mengeluh,"

mama sok tahu.

"mama gak sok tahu, memang tahu" sangkal mama cepat. "kakak itu butuh teman untuk cerita,"

wah, kakak itu juga cerita ke langit? Apa ayah dan adik Tera juga mendengar cerita kakak itu?

"tentu saja. Semua orang dilangit yang bersedia mendengar semua cerita kita yang tinggal di bawah sini,"

termasuk ayah dan adik Tera?

"iya," jawab mama singkat sambil mengangguk.

Ayah dan adik Tera punya banyak teman, karena tidak cuma Tera yang cerita ke mereka, tapi semua orang disini?

Kali ini mama hanya mengangguk. "besok, Tera mau sarapan apa?" tanya mama.

Pasta. Apa boleh?

"minggu lalu pasta, apa tidak bosan?"

Tera suka pasta buatan mama. Tera bosan makanan di Asrama.

"jangan mengeluh begitu, ingat, tidak semua orang bisa makan enak seperti Tera,"

Tera tidak mengeluh, Tera selalu menghabiskan makanan Tera.

"tadi mengeluh," kata mama.

Tera tidak mengeluh, ma.

"iya, mama percaya. Tera kan anak baik yang pandai bersyukur," kata mama sambil tersenyum. Saya juga tersenyum.

0 komentar:

Posting Komentar

silakan komentar disini... :)