bergeraklah...!!!!

Sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Meski kita berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak kita mengelilingi matahari.


Air yang tak bergerak lebih cepat usuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih berdebu. Hanya perkakas yang tidak digunakan yang lebih gampang berkarat.


Alam telah mengajarkan ini. jangan berhenti berkarya, atau kita segera menjadi tua dan tak berguna.


.

.

.

Jumat, 30 September 2011

HEAVEN'S POSTMAN ---- ide cemerlang ----


Kira-kira beginilah kisahnya (banyak modifikasi) :

Pertemuan itu terjadi ketika saya tengah memasukkan surat untuk yang kesekian kalinya kepada mantan pacar saya ke dalam kotak pos no 17 berwarna merah yang terletak di tengah-tengah padang rumput yang luas. Padang rumput ini bisa saya capai menggunakan bus. Letaknya jauh dari rumah-rumah penduduk.

Seorang laki-laki datang lalu membuka kotak pos tersebut, lalu memasukkan semuanya ke dalam tas hitam yang ia selempangkan di tubuhnya.


"wah, kamu yang ada di internet. Apa benar kamu tukang pos itu? Yang membuat banyak orang mengirim surat ke kotak pos ini?"

laki-laki itu mengangguk.

"saya pikir kamu hantu, tapi kaki kamu menyentuh tanah," kata saya sambil mengamatinya dari rambut hingga ujung kaki.

"saya hanya tukang pos,"

"Apa benar surat ini akan sampai ke surga?" tanya saya lagi.

"tentu saja," jawabnya singkat.

"semoga mantan pacar saya membaca surat dari saya,"

Dia tersenyum lalu mengutip salah satu isi surat yang pernah saya kirim. Kurang lebih isinya tentang kekesalan saya pada mantan pacar saya karena meninggalkan saya tanpa mengajak saya serta ke surga.

"kamu mau kerja paruh waktu membantu saya? $20 dolar satu jam,"

***

Hari berikutnya, saya kembali ke padang rumput itu. Saya menjilat ludah saya sendiri dengan bersedia bekerja paruh waktu untuknya.

Setelah memasukkan semua surat ke dalam tasnya, ia mengajak saya ke sebuah gudang kecil tempat dimana ia membaca surat dan membalasnya.


"apa tidak apa-apa kita berbohong?" tanya saya setelah menyadari apa yang ia lakukan.

"kita memang bohong, tapi sebenarnya kita tidak bohong. Tugas kita adalah membuat orang-orang ini lebih tegar sehingga bisa menerima kematian dari orang-orang yang mereka cintai,"

tugas pertama saya adalah membantu seorang kakek yang bertanya pada mendiang istrinya tentang status anaknya. Kakek itu berpikir kalau mendiang istrinya selingkuh dan melahirkan anak bukan dari darah dagingnya. Saya berhasil meyakinkan kakek dengan mengirim surat keterangan kecocokan DNA dari rumah sakit. Saya dibantu penipu yang saya kenal untuk membuat surat itu.

Begitulah hari-hari selanjutnya, hingga beberapa kali kami membahas surat-surat itu di kafe yang ada pusat kota.

"sebenarnya kamu manusia, bukan?" tanya saya tiba-tiba ketika tengah membaca salah satu surat.

"menurut kamu?"

"kamu manusia," jawab saya.

"salah. Saya malaikat," jawabnya singkat tanpa menoleh dari surat yang ia baca. Saya tertawa mendengarnya.

"pelayan! Apa saya tampak aneh memesan dua kopi padahal saya duduk sendirian di meja ini?" tanya saya pada pramusaji yang baru lewat dari mengantarkan pesanan pelanggan lain.

"tentu tidak," jawab pelayan itu.



"apa kamu melihat ada orang yang duduk disana?" tanya saya lagi sambil menunjuk laki-laki yang sedari tadi duduk bersama satu meja dengan saya. Pramusaji hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan meja kami.

"kamu kenapa?" tanyanya.

"saya sempat berpikir kalau kamu bukan manusia. Baiklah kita lanjutkan,"

***

Dua minggu saya melakukan pekerjaan paruh waktu ini, bersamanya. Saya hampir sudah melupakan mantan pacar saya, dan sepertinya saya mulai menyukai laki-laki itu, orang yang mengaku sebagai heaven's postman.

"oh, kamu sudah datang. Saya sudah ambil semua surat. Sebelum kita bahas, saya akan pesankan minum. Mau minum apa?" kata saya panjang lebar ketika ia baru masuk kafe tempat biasa kami kunjungi untuk membahas surat balasan.

"terserah," jawabnya sambil duduk di bangku sebelah saya. Saya bangkit dari bangku untuk memesan kopi susu.

Karena ramai dan harus mengantri, saya mengamati orang-orang yang ada di kafe ini. Mata saya terhenti pada meja yang tadi saya duduki. Saya tidak melihatnya duduk disana dan membuat saya terngiang dengan candanya beberapa waktu lalu.

"saya ini memang hantu. Orang normal tidak bisa melihat saya, kecuali orang-orang yang belum bisa menerima kematian seseorang,"

saya kembali ke meja saya tadi, dan menemukan ia tengah asik membaca sebuah surat. Saya mendekatinya dengan mata yang berkaca-kaca.

"saya tidak mau memesan minuman untuk kamu. Silakan pesan sendiri," kata saya sambil duduk di bangku seberang meja, berhadapan dengannya. Saya mengeluarkan uang dari dompet dan meletakkannya di atas meja.

"saya tidak bisa," jawabnya.

"kenapa tidak bisa? Saya tidak akan memesankan minuman walau kerongkongan kamu kering," kata saya lagi.

"saya tidak bisa," jawabnya lagi sambil menatap mata saya yang sudah berjatuhan air mata.

"ayo pesan," kata saya lagi sambil menariknya untuk bangkit dari bangku. "ayo pesan!" teriak saya dengan terisak. Dia diam saja sambil membuang wajahnya ke luar jendela, sementara saya masih menarik-narik tangannya untuk bangkit. Tak lama kemudian, ia berdiri dan memeluk tubuh saya.

"maafkan saya," bisiknya.

"ini tidak adil. Saya sudah jatuh cinta sama kamu. Bagaimana jika saya sudah menerima kematian mantan pacar saya?" tanya saya sambil menangis. Dia hanya mengusap-usap punggung saya dengan lembut. Sementara orang-orang tengah menatap saya dengan mata heran.

***

hari ini kami bertengkar tentang cara yang harus dilakukan kepada seorang paman yang mengirim permintaan maaf kepada mendiang anaknya melalui sebuah surat. Ia tidak menghargai ide cemerlang saya tentang membuat rekaman palsu suara anaknya yang berkata kalau anaknya sudah memaafkan sang ayah.

Kami berhenti tiba-tiba dalam diam di persimpangan jalan. Saya memang sedang tidak ingin melihat wajahnya.

"saya akan belok sini," katanya sambil menunjuk ke arah kiri. Dengan kesal saya berbelok ke arah kanan, agar tidak sejalan dengannya. Beberapa detik kemudian saya menjadi merasa takut. Bagaimana jika saya tidak bisa melihat dia lagi? Selanjutnya saya berbalik hendak kembali ke persimpangan jalan. Tapi tidak menemukan sosoknya lagi. Dengan ketakutan saya memanggilnya berkali kali, tapi ia masih tidak juga menampakkan diri. Saya menjadi menangis sendiri sambil berusaha agar hati saya tidak menerima kematian mantan saya lagi. Saya berusaha, tapi ia masih tidak terlihat.

***

sudah hampir dua bulan saya tidak pernah melihatnya dimana-mana. Saya hampir bisa menerima kepergiannya, dan menerima hidup saya untuk tidak bisa mencintainya.

Suatu kali di kantor pos, seorang laki-laki yang sangat mirip dengan dia datang dari pintu luar, berjalan melewati saya kepada pekerja pos yang duduk di balik meja. Saya hampir tidak percaya, karena suaranya bahkan sangat mirip.
Saya berjalan keluar kantor pos perlahan karena urusan saya disini sudah selesai. Saya berjalan keluar sambil memegang dada saya yang berdetak sangat kencang. Apakah laki-laki itu dia?

Saya teringat tiba-tiba pada kisahnya. Ia pernah bercerita (ketika itu saya pikir tengah bercanda dengan hayalan tingkat tingginya) bahwa ia mengalami kecelakaan mobil dan koma. "saya juga terkejut ketika saya tiba-tiba ditakdirkan menjadi tukang pos surga,"

saya kembali masuk ke dalam kantor pos dan menghampiri laki-laki itu. Kami bertatapan satu sama lain.

"apa sebelumnya kita pernah bertemu?" tanya laki-laki itu pada saya.

"bertemu dimana?" tanya saya dengan mata berkaca-kaca.

"di mimpi," jawabnya. "dalam koma, saya bermimpi tentang padang rumput, tentang kotak pos merah, tentang kafe di dekat lampu merah, tentang pondok kecil, dan tentang perjalanan naik bus bersama perempuan serupa kamu," katanya lagi.



Saya langsung memeluk tubuhnya erat dengan berkaca-kaca dan sambil tersenyum bahagia.

"saya merindukan kamu," kata saya sambil memeluknya lebih erat dari sebelumnya.

"kamu tidak malu? Orang-orang sedang melihat kita," bisiknya pelan.

"saya tidak malu," jawab saya masih memeluknya.

0 komentar:

Posting Komentar

silakan komentar disini... :)