bergeraklah...!!!!

Sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Meski kita berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak kita mengelilingi matahari.


Air yang tak bergerak lebih cepat usuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih berdebu. Hanya perkakas yang tidak digunakan yang lebih gampang berkarat.


Alam telah mengajarkan ini. jangan berhenti berkarya, atau kita segera menjadi tua dan tak berguna.


.

.

.

Sabtu, 09 Juli 2011

CATATAN SEORANG LAKI-LAKI_"MY LOVE STILL MY FIRST LOVE"

Pertama kali Saya melihatnya di lantai satu sebuah pusat perbelanjaan terbesar di dekat rumah saya. Berdiri di depan meja kasir dengan wajah muram. Setelah membayar beberapa barang belanjaan, ia berjalan lunglai menuju pintu utama. Entah mengapa saya mengikutinya, tidak jadi membeli susu pesanan mama. Mengikutinya sampai tempat parkir, sampai ia menghilang dengan sepeda mini berwarna putih. Sejak hari itu, mata saya terlalu sering menangkap sosoknya dan menyimpannya ke dalam memori saya. Masih teringat jelas tiap senyum dari yang paling kecil hingga yang paling lebar. Atau kibasan kasar tangannya ketika rambutnya menutupi wajah ketika tertiup angin. Lambaian tangan yang mungil itu juga masih saya ingat, walau itu bukan ditujukan kepada saya. Rengekan dan amarah kecil kepada mamanya, gayanya menggaruk-garuk kepala walau tak gatal, dan kata maaf pertama untuk saya ketika suatu kali saya pernah menghalangi jalannya. Masa awal SMA saya yang tidak terlupa, ketika pertama kali saya melihat perempuan sebagai perempuan. My first love.

Selama setahun mata saya masih menangkap sosoknya. Sengaja atau tidak sengaja, dan terus tersimpan di dalam memori. Saya menikmati sebagai pemuja rahasia, dan saya menikmati cara saya yang tidak mencari tahu apa-pun tentang sosoknya. Saya hanya menangkapnya dengan mata saya, hanya mata saya. Dan mengerti tentang dirinya hanya melalui mata saya.



Tahun ajaran baru dimulai, hari pertama di tingkat kedua. Upacara bendera pertama, mata saya kembali menangkap sosoknya. Saya senang sekaligus terkejut. Sosoknya berdiri di depan, beberapa kali meringis tersengat sinar matahari pagi yang kebetulan begitu menyengat. Saya berada di antara perasaan kecewa dan ingin berlari membawa payung untuk melindunginya. Tentu saja kecewa, karena ia berdiri disana sebagai salah seorang guru. Dan lima belas menit kemudian, ia jatuh pingsan. Seorang guru laki-laki muda yang berdiri disampingnya bergegas membopongnya sendirian ke ruang UKS dekat kantor. Ribut seketika, seluruh murid berbisik dan tengak tengok ke segala arah untuk melihat apa yang terjadi. Tapi saya menunduk dengan marah, saya merasa cemburu. Saya menjadi tidak suka dengan guru muda itu.

Selama setahun mata saya masih menangkap sosoknya di sekolah, di jalan, dan di pusat perbelanjaan itu. Tahun tingkat ketiga di mulai, sosoknya masih ada di mata saya, bahkan mungkin sudah di hati ini. Tak saya sangka dua tahun lebih saya tak pernah mengucapkan sepatah katapun kepadanya. Ia juga bukan pengajar di kelas saya, dan saya menghindar untuk berpapasan dengannya. Namun mata saya tetap ingin menangkapnya selalu, dari jauh, dari dekat. Betapa saya senang, ketika mendengar guru muda itu menikah liburan semester kemarin. Banyak guru yang meledeknya sebagai pengantin baru, bukan dengan first love saya. Hahaaa… saya senang sekali. Saya menjadi lebih tidak peduli dengan surat-surat cinta yang hampir tiap pagi saya temukan di laci meja saya. Surat-surat dari adik tingkat yang tidak punya malu.

3 februari. Saya ingat tanggal itu. Ia duduk di kantin bersama beberapa siswi perempuan. Tertawa, bercanda dan tersenyum beberapa kali. Saya berjalan ke arahnya dengan langkah lebar, sangat lebar. Setelah dekat, saya memegang erat kepalanya, dan meletakkan bibir saya ke bibirnya. Ia memberontak, tapi saya telah tumbuh menjadi laki-laki kuat, atlet basket yang memiliki stamina tangguh, sehingga berontaknya sia-sia saja. Kantin menjadi ribut sekali. Setetes air mata mengalir dari mata kirinya, dan saya mulai melemah. Ia menjauhkan bibirnya, menampar saya, dan berlari meninggalkan kantin. Setelah itu, saya dipanggil guru BP, hari berikutnya orang tua saya dipanggil, dan hari berikutnya mendapat skorsing selama seminggu. Hari setelahnya saya menjadi sangat terkenal, lebih terkenal dari artis manapun, tidak hanya di dalam lingkungan sekolah.

Beberapa bulan kemudian, saya tahu bahwa ciuman itu pertama baginya, dan bagi saya juga. Saya senang sekali ketika akhirnya menggenggam tangannya dan mendengar dari mulutnya bahwa sejak hari di kantin itu, matanya selalu menangkap sosok saya. Saya senang saya bisa mendapatkan ciuman keduanya, yang juga ciuman kedua saya. Saya anggap itu pacaran. Sayang sekali hanya bertahan seminggu. Dia lebih khawatir dengan apa yang didengarnya dari orang-orang ketimbang apa yang didengar dihatinya, ketika semua tahu tentang hubungan kami. Apa yang terlarang? Apa yang salah?

Ia pergi entah kemana hingga saya mengakhiri tingkat tiga saya di SMA. Mata saya sama sekali tak pernah lagi menangkap sosoknya. Saya melanjutkan study ke Denmark, kembali, dan sudah bekerja, mata saya masih tak menemukan sosoknya. 10 tahun sudah memori saya masih tentang dia. Saya ingin sekali bertemu dengannya dan memintanya untuk tidak pedulikan perkataan orang lain, tapi pedulikan saya saja.

Post in 3 februari 2008

***

Tangan saya masih bergetar ketika membaca bagian akhir sebuah blog itu. Catatan yang ditulis tiga tahun lalu oleh laki-laki yang menjadi pacar pertama saya. saya tidak tahu rencana Tuhan, mengapa pada akhirnya, saya menemukan blog ini, dan membaca postingan terakhirnya yang berjudul “My love still my first love”. Sepertinya tidak hanya tangan saya yang bergetar, tapi juga hati saya. Saya tidak tahu rencana Tuhan, mengapa pada akhirnya ia kembali tepat di tahun kedua pernikahan saya. Dan yang paling saya tidak tahu rencana Tuhan, mengapa postingan ini tidak saya temukan sebelum saya menikah.

Saya beranjak dari ruang kerja hendak mengambil segelas air minum, karena tiba-tiba kerongkongan menjadi sangat kering. Handphone yang tergeletak di atas meja dapur bordering tanda sms.

08xxxxxxxxxx
Saya masih mencari hingga saat ini hingga akhirnya saya menemukan kamu.
Entah bagaimana perasaan saya sekarang, antara kecewa dan bahagia.
Tapi setidaknya saya menemukan kamu.
Bisa kita bertemu?
Saya di depan rumah kamu sekarang, saya hanya ingin bilang sesuatu yang belum sempat saya bilang ke kamu dulu.

0 komentar:

Posting Komentar

silakan komentar disini... :)