bergeraklah...!!!!

Sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Meski kita berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak kita mengelilingi matahari.


Air yang tak bergerak lebih cepat usuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih berdebu. Hanya perkakas yang tidak digunakan yang lebih gampang berkarat.


Alam telah mengajarkan ini. jangan berhenti berkarya, atau kita segera menjadi tua dan tak berguna.


.

.

.

Sabtu, 09 Juli 2011

LOKER NOMOR 7 _ BAGIAN 4

cerita yang lalu ...

Hari-hari berikutnya, Laras mendapat surat balasan dari dalam loker nomor 7. Setiap surat yang terbalas, anak itu selalu berpikir kalau Laras adalah hantu hingga membuat Laras tidak yakin akan wujudnya sekarang. Setelah bertanya pada teman dan mama Laras, akhirnya ia benar-benar yakin kalau Laras bukan hantu gentayangan yang masih merasa hidup. Laras benar-benar masih hidup, bukan hantu. Tapi, pada suatu waktu, Laras meyakini pelakunya bukan berwujud manusia, tapi hantu sekolah. Tapi, mengapa hantu sekolah ini tak pernah berhenti menganggap Laras hantu sekolah juga?

***
24 Agustus 2010, Selasa
06:00

Raras tidak langsung beranjak dari ranjang setelah mematikan jam beker yang tadi terdengar nyaring sekali. Seperti datang tiba-tiba, pikiran tentang pintu ajaib doraemon dengan cepat memenuhi isi otaknya. Sedetik kemudian ia berlari menuju kamar mandi, tak sabar ingin segera pergi ke sekolah.


06:51
Turun dari mobil, Raras langsung berlari masuk ke sekolah. Merasa belum dipamiti, Kak Anggun teriak-teriak sambil membunyikan klakson mobil sekali. Raras yang tersadar, kembali untuk berpamitan dengan Kak Anggun.

“Maap, kak. Raras buru-buru!” teriak Raras sambil melambaikan tangan pada Kak Anggun yang duduk di kursi kemudi. Tanpa menghiraukan Kak Anggun lagi, Raras berlari masuk ke gedung sekolah. Raras langsung mendekati loker nomor 7 dan segera memasukkan kunci yang sejak dari rumah sudah ada di genggaman Raras ke dalam lubang loker nomor 7. Seperti biasa, Raras harus bersusah payah hingga akhirnya loker terbuka. Raras memasukkan secarik kertas yang sudah ia siapkan setelah mandi tadi ke dalam loker yang kosong itu lalu menutup loker tanpa menguncinya.

Sekitar dua menit kemudian, Raras membuka loker dan menemukan secarik kertas. Raras membuka kertas itu dengan kecewa, karena kertas itu masih kertas yang sama yang tadi Raras masukkan. Begitu di menit-menit kemudian, hingga bel tanda masuk berbunyi. Beberapa temannya heran melihat tingkah Raras yang membuka tutup loker itu sedari tadi tapi, Raras tak peduli. Setiap ditanya, ia akan menjawab seenaknya hingga mereka kesal sendiri dan tak ingin bertanya apa-apa.

Satu jam kemudian, pada tengah pelajaran, Raras sengaja minta ijin ke toilet dan mencuri waktu untuk memeriksa isi loker. Tapi lagi-lagi kekecewaan yang ada pada dirinya. Kertas yang ia temukan masih kertas yang sama. Suratnya belum dibalas.

^^^
10:11

Raras dengan cepat menyusuri data-data pribadi siswa di perpustakaan. Ia tengah mencari di buku masuk sekolah tahun 2003. Setiap nama yang mengandung nama ‘Laras’ segera Raras catat di diary yang baru ia beli beberapa minggu yang lalu. Tapi, setelah menemukan 2 nama, Raras terhenti mencari sambil berpikir.

“Kalau nama Laras lebih dari satu, percuma saja,” gumam Raras kemudian.

^^^
25 Agustus 2010, Rabu
10:05

Raras tersenyum membaca surat balasan yang baru ia ambil dari dalam loker nomor 7. Tadi pagi ketika Raras memeriksa loker, masih berisi kertas yang sama seperti kemarin.

saya juga bersumpah saat ini tahun 2003.
mendapat suratmu, saya jadi mulai berpikir kalo loker ini seperti pintu ajaib doraemon.

sungguh saya masih tidak percaya, tapi jika itu benar, bagaimana 2010?

oh ya, saya menempel kalender kecil tahun 2003. apa juga tertempel disana?


Raras segera melirik isi loker. di pintu bagian dalam tertempel kalender kecil tahun 2003 yang bergambar kepala beruang kutub putih berukuran besar dengan sedikit langit di bagian atas kepala beruang itu. Raras takjub agak lama dengan apa yang terjadi. Mata dan jemarinya tak henti fokus pada kalender itu. Setelah puas mengusap-usap kalender, Raras teringat untuk segera membalas surat itu.

sepertinya memang benar loker ini bekerja seperti pintu doraemon.

fantastik! kalender kecil bergambar beruang kutub putih tertempel di pintu bagian dalam loker.

Preseiden sekarang adalah Bapak Susilo bambang Yudhoyono. Kalau diingat-ingat, tahun 2003 masih Ibu Megawati?


tepat setelah bel tanda istirahat telah usai, Raras membuka loker nomor 7 dan menemukan surat balasan.

wow! kalender itu tidak hilang seperti surat kita. kalender yang baru saja saya tempel juga masih menempel di loker saya

susilo bambang yudhoyono? wajahnya memang mulai sering muncul di tv

saya percaya 100% sekarang.
apa kamu murid baru di tahun itu? saya murid baru di tahun saya sekarang. sepertinya kelas kita sama, mengingat loker kita sama



***
18 Desember 2010, Sabtu
11:00

Pembagian raport sekolah hari ini sungguh tidak Raras pedulikan seperti pembagiam raport tahun-tahun sebelumnya. Ia bahkan tidak tahu tentang nilai metematikanya tepat di nilai KKM kalau saja Kak Anggun tidak mengomel. Kak Anggun terus saja memeriksa hasil nilai Raras sambil mengomentarinya satu persatu.

“Di rumah saja, bisa, tidak? Raras ingin segera sampai rumah sekarang,” mohon Raras sambil mengambil raport dari tangan Kak Anggun. Kak Anggun mengomel sebentar tentang sikap Raras barusan sebelum akhirnya menyalakan mesin mobil.

Dalam perjalanan, Raras gelisah, ingin segera membaca surat-surat Laras yang lebih banyak ketimbang hari biasanya. Kemarin Raras bercerita kalau hari ini adalah hari pembagian raport dan akan masuk tanggal 3 januari 2011 mendatang. Agar tidak menimbulkan kecurigaan dan tetap menjaga rahasia, Raras tidak mungkin ada di sekolah dua minggu ke depan untuk berkirim surat dengan Laras.

Sejak hari dimana akhirnya Raras dan Laras mengerti apa yang tengah terjadi, mereka tak pernah berhenti saling mengirimi surat satu sama lain. Raras pun mengembalikan kunci loker nomor 31 dan kembali menggunakan loker nomor 7.

Entah sejak kapan, kejadian hilangnya tas Raras hanya terjadi pada hari itu saja, selanjutnya, loker nomor 7 tidak bisa lagi membawa tas masing-masing ke masa yang berbeda. Hal itu mereka sadari ketika Raras tengah mengirim handphonenya ke dalam loker, atau ketika Laras mengirim ikat rambut yang Laras pakai ketika itu. Sejauh pemahaman mereka, loker 7 hanya mampu menukar tinta. Ya, tinta. Seandainya saja benda dapat bertukar tempat, mereka berdua akan berusaha mampu masuk ke dalam loker yang mustahil untuk diisi oleh tubuh mereka. Selama ini, kertas yang mereka dapat adalah kertas yang sama, hanya saja di atas kertas itu telah berubah wujud menjadi tulisan lain. Tinta warna pada foto juga bisa, sehingga mereka sering sekali bertukar foto.

Raras dan Laras selama ini saling memberi informasi tentang keadaan di tahun mereka masing-masing. Laras tak henti-hentinya berkata bisa menjadi peramal gadungan. Laras bisa mengetahui tentang hal besar yang bisa diingat Raras tentang apa yang akan terjadi di tahun 2003. Maklum saja, di tahun itu, umur Raras masih 9 tahun, banyak yang dilupa, dan hanya hal-hal besar yang Raras ingat. Seperti akan munculnya film Eiffel I’m In Love yang ketika itu, Raras ingat kalau Kak Anggun mengobrol bersama temannya. Atau tentang akan kemunculan kasus Wahyu Hidayat mahasiswa STPDN. Kasus itu merajai televisi di tahun 2003, sehingga Raras masih mengingat kasus tersebut.

Berdasar keterangan Laras, sekolah tidak jauh berbeda dengan tahun 2003, hanya saja, lahan disamping sekolah masih berupa rumah warga, sekarang sudah menjadi kolam renang dan lapangan tenis. Mereka saling memberi foto keadaan tersebut.

“Kak, kita mau kemana?” Pikiran Raras tentang Laras buyar seketika setelah menyadari mereka tidak berada di jalan pulang.

“Makan dulu, laper,” jawab Kak Anggun santai.

“Kenapa tidak makan di rumah saja?” Sungut Raras.

“Makan diluar lebih enak,” jawab Kak Anggun masih santai. Raras menjadi gelisah lagi sekarang. “Kamu kenapa, Ras?”

“Cuma ingin segera sampai rumah,” jawab Raras pelan, pasrah pada akhirnya.

bersambung ...

0 komentar:

Posting Komentar

silakan komentar disini... :)