bergeraklah...!!!!

Sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Meski kita berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak kita mengelilingi matahari.


Air yang tak bergerak lebih cepat usuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih berdebu. Hanya perkakas yang tidak digunakan yang lebih gampang berkarat.


Alam telah mengajarkan ini. jangan berhenti berkarya, atau kita segera menjadi tua dan tak berguna.


.

.

.

Sabtu, 09 Juli 2011

P-sau-"kebun bawang"

Desis minyak terdengar ketika saya memasukkan bumbu ke dalam minyak panas yang berasap. Saya mengaduk sebentar lalu memasukkan sepiring nasi putih ke dalamnya lalu mengaduk perlahan agar rata. Setelah beberapa menit, api mati dan saya menyiapkan kotak makan dari dalam lemari dapur. Saya suka daun bawang . Hijaunya, wanginya, bahkan kebunnya. Saya sering bermain di kebun bawang milik paman sebelah rumah. Disana saya sering melihat paman menangis lalu bercerita banyak sekali. Tapi pada akhirnya selalu ia bilang : terimakasih sudah mampir. Sana pulang. Nanti ibu mencari kamu.

Saya memotong daun bawang kecil-kecil untuk ditebar di atas nasi goreng yang nanti dicetak di dalam kotak makan.


Sore ini saya hendak ke kebun itu lagi. Menunggu paman bercerita lagi sambil menangis seperti sore biasanya. Lalu saya akan mengais-ngais tanah untuk mengambil bawang disana jika ada atau memetik daunnya satu. Sebelum pergi meninggalkan dapur, saya memasukkan pisau yang tadi saya gunakan ke dalam tas ransel pink kecil bergambar princess disney bersama kotak makan. Lalu saya berlari kecil ke halaman belakang rumah sebelah, dimana kebun bawang berada.

Sesampainya disana saya berusaha mencium wangi bawang beberapa kali lalu duduk di samping gundukan tanah yang ditanami tanaman bawang. Sudah dua hari ini tidak ada wangi bawang di sini. Hidung saya mencium wangi aneh. Saya mengeluarkan kotak makan dan mulai memakan isinya sesuap demi sesuap.

Setelah habis, saya mencari sosok paman. Sudah tiga hari paman tidak menghampiri saya. Ia di dapur hanya melihat saya dari jendela. Mungkin ia takut ibu akan memaharinya seperti waktu itu.

Setelah lama menatap paman di dapur, saya putuskan untuk menghampiri jendela agar bisa bicara pada paman sambil membawa pisau yang saya ambil dari dalam tas.

"paman, saya kesini tanpa sepengetahuan ibu. Paman tidak usah takut keluar. Ayo sini," kata saya pada paman. Tapi paman hanya diam sambil menatap kebun bawang.

"paman, ayo turun dari sana. Saya bawa pisau untuk membantu paman," kata saya lagi sambil mengangkat pisau agar ia melihat pisau saya. Tapi paman masih diam saja. Saya menatap paman dari luar jendela dengan kecewa. Sepertinya paman tidak mau lagi bercerita. Tidak mau lagi menangis tentang istrinya yang meninggal setahun lalu karena sakit.

Lalu saya kembali ke kebun bawang untuk berkemas. Memasukkan kotak makan dan pisau ke dalam tas ransel. Kalau lama-lama disini, ibu bisa tahu.

"paman, besok sore saya akan datang lagi," kata saya sebelum pergi meninggalkan kebun bawang. Saya akan menemui paman lagi sampai paman mau menerima pisau saya. Kasihan leher paman digantung dengan kain di dapur sana. Ia bisa memotong tali itu dengan pisau jika ia menerima pisau saya.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

How to make money from betting on football - Work Tomake Money
If you're having problems finding a winning bet online www.jtmhub.com for deccasino the day of your choosing, then งานออนไลน์ there are plenty goyangfc of opportunities available wooricasinos.info right here.

Posting Komentar

silakan komentar disini... :)