bergeraklah...!!!!

Sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Meski kita berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak kita mengelilingi matahari.


Air yang tak bergerak lebih cepat usuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih berdebu. Hanya perkakas yang tidak digunakan yang lebih gampang berkarat.


Alam telah mengajarkan ini. jangan berhenti berkarya, atau kita segera menjadi tua dan tak berguna.


.

.

.

Sabtu, 12 Juni 2010

catatan harian lily

Dari halaman belakang rumah bibi
12 Agustus 2009 jam 10:20

Ini kisah ayam yang sudah 1 tahun menghuni kandang kecil dari bambu. Khusus buatan bibi yang di letakkan di halaman belakang rumah nya.
Ini kisah ayam yang ku dapat ketika berkunjung ke rumah bibi beberapa waktu lalu.

Suatu sore, bibi menugasi aku untuk memberi makan 7 ayam nya. Dengan sigap aku ke kandang dengan membwa mangkuk berukuran sedang berisi nasi sisa. Hendak aku tebar saja di dalam kandang.



Ketika membuka pintu, sorak ramai ayam berkumandang. Sudah tahu mreka kalau aku membwa kan makanan. Atau terlalu lapar mereka sehingga menyambut kedatanganku dengan seribu protes dan sungutan.

Tapi,aku tak peduli. Langsung ku tebar nasi nya dari mangkuk. Lalu kembali keluar dan menutup kunci.


"kau keponakan majikan ku?? Hei hei hei!" terdengar suara dari dalam kandang. Dengan terkejut, ku toleh juga asal suara itu. ku lihat seekor ayam mengibas sayap nya sambil menatap ku dengan mata kiri nya.
"kau keponakan majikan ku,kan?"

"tahu dari mana?" tanya ku

"tadi pagi majikan ku cerita kalau kau akan mampir hari ini" jawab nya.

Aku terbatuk memaksa."belajar bahasa manusia?" tanya ku.

"hanya aku yang terlahir seperti ini. Setelah tahu, majikan ku hampir setiap hari berbicra denganku. Dia kesepian setelah suami nya meninggal. Kau tahu itu. Kenapa jarang menjenguk nya?"

"umh, aku sibuk," jawab ku.

"majikan ku bilang kau pintar," kata ayam. "bisa kau bantu aku?"

"asal bukan membantu menjawab telur atau ayam yang ada di dunia duluan, mungkin aku bisa bantu" jawabku.
Ayam terkikik sebentar.

"lihat burung di atas pohon belimbing samping kandang ini?" tanya ayam. Aku mendongak dan mengangguk.
"aku ingin ia turun menghampiri ku"

"untuk apa?" tanya ku.

"ini urusan ayam," jawab nya. Aku bersungut dalam hati setelah mendengar nya.
"dia tak dengar aku. Sudah aku panggil dengan bahasa ayam, bahasa manusia, dengan melempar kerikil, melempar biji, dengan membuat gaduh kandang, dengan melompat-lompat dan menari untuk menarik perhatian nya, tak juga ia melihat atau mendengar ku. Apa orang pintar seperti mu tau bagaimana cara nya?"

"pakai bahasa burung" jawab ku.

"bagaimana aku bisa?" tanya ayam.

"mana aku tahu,"jawab ku

"aku tahu, sebenar nya kau tidak pintar,kan?" ejek ayam. Aku tak peduli ejekan nya.

"mungkin burung itu tuli, atau buta, atau suara mu terlalu kecil, atau ia takut kalau ternyta kau tak memanggil nya," jawab ku sebelum meninggalkan kandang.

0 komentar:

Posting Komentar

silakan komentar disini... :)