bergeraklah...!!!!

Sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Meski kita berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak kita mengelilingi matahari.


Air yang tak bergerak lebih cepat usuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih berdebu. Hanya perkakas yang tidak digunakan yang lebih gampang berkarat.


Alam telah mengajarkan ini. jangan berhenti berkarya, atau kita segera menjadi tua dan tak berguna.


.

.

.

Senin, 14 Juni 2010

Perenungan dan Soe Hok Gie

Tulisan ini berawal dari kekaguman sama tentang Soe Hok Gie. Jelas saya merasa telat sekali, lantaran sosoknya sudah gempar beberapa tahun lalu. Waktu itu, saya biasa saja. Tapi, bulan kemarin, untuk ketiga kalinya saya menonton film “Gie”, bukan untuk menonton Nicholas Saputra idola saya, tapi untuk memahami isi film nya, saya jadi terpesona dengan sosok Soe Hok Gie. Kasihan sekali saya ini…


Saya membayangkan sosok Soe Hok Gie nyata, yang berlakon lagaknya film “Gie” garapan sutradara Riri Riza dengan lagu-lagu ini mengirinya. Kala ia berjalan, berdiskusi, diam merenung, menulis, atau mengetik, atau sekadar bermain-main dengan anjing-anjingnya atau meratapi manusia-manusia yang tak bisa ia lihat atau manusia-manusia yang berada dalam jangkauan matanya.


Soe Hok Gie, sepertinya memang benar seperti apa yang dikatakan seseorang, masa depannya luas dengan banyak kemungkinan akan jadi apa ia kelak. Entah disayangkan atau ikut berbahagia ternyata ia tidak sampai menjadi manusia tua. Seperti ungkapan filsuf Yunani yang sempat ia tulis dalam catatan hariannya “… nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda”

Pringsewu, 30 Mei 2010
(dalam perenungan)





Donna Donna (Ost. Gie)

On a waggon bound for market
There's a calf with a mournful eye.
High above him there's a swallow,
Winging swiftly through the sky.

Chorus:
How the winds are laughing,
They laugh with all their might.
Laugh and laugh the whole day through,
And half the summers night.

Donna, Donna, Donna, Donna;
Donna, Donna, Donna, Don.
Donna, Donna, Donna, Donna;
Donna, Donna, Donna, Don.

Stop complaining! said the farmer,
Who told you a calf to be?
Why don't you have wings to fly with,
Like the swallow so proud and free?

Chorus:
How the winds are laughing,
They laugh with all their might.
Laugh and laugh the whole day through,
And half the summers night.

Calves are easily bound and slaughtered,
Never knowing the reason why.
But whoever treasures freedom,
Like the swallow has learned to fly.

Chorus:
How the winds are laughing,
They laugh with all their might.
Laugh and laugh the whole day through,
And half the summers night.






sampaikanlah pada ibuku
aku pulang terlambat waktu
ku akan menaklukkan malam
dengan jalan pikiranku

sampaikanlah pada bapakku
aku mencari jalan atas
semua keresahan-keresahan ini
kegelisahan manusia

retaplah malam yg dingin

reff: tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki malam
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki keadilan

berbagi waktu dengan alam
kau akan tahu siapa dirimu yg sebenarnya
hakikat manusia

repeat reff

keadilan, keadilan

* akan aku telusuri
jalan yg setapak ini
semoga kutemukan jawaban
repeat * [3x]
jawaban, jawaban, jawaban, oh o





Cahaya Bulan. Erros ft Okta

perlahan sangat pelan hingga terang kan menjelang
cahaya kota kelam mesra menyambut sang petang
di sini ku berdiskusi dengan alam yg lirih
kenapa matahari terbit menghangatkan bumi

aku orang malam yg membicarakan terang
aku orang tenang yg menentang kemenangan oleh pedang

perlahan sangat pelan hingga terang kan menjelang
cahaya nyali besar mencuat runtuhkan bahaya
di sini ku berdiskusi dengan alam yg lirih
kenapa indah pelangi tak berujung sampai di bumi

aku orang malam yg membicarakan terang
aku orang tenang yg menentang kemenangan oleh pedang

reff: cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
yg takkan pernah aku tau dimana jawaban itu
bagai letusan berapi bangunkan dari mimpi
sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati

terangi dengan cinta di gelapku
ketakutan melumpukanku
terangi dengan cinta di sesatku
dimana jawaban itu

0 komentar:

Posting Komentar

silakan komentar disini... :)