bergeraklah...!!!!

Sesungguhnya alam mengajarkan bahwa kita tak akan pernah bisa berhenti. Meski kita berdiam diri di situ, bumi tetap mengajak kita mengelilingi matahari.


Air yang tak bergerak lebih cepat usuk. Kunci yang tak pernah dibuka lebih mudah serat. Mesin yang tak dinyalakan lebih berdebu. Hanya perkakas yang tidak digunakan yang lebih gampang berkarat.


Alam telah mengajarkan ini. jangan berhenti berkarya, atau kita segera menjadi tua dan tak berguna.


.

.

.

Senin, 07 Juni 2010

sajak pinggiran 2

[Menabuh Gendang]

Menabuh gendang

Tidak sampai

Tidak berbunyi

Bahkan ketika dipuncak sesak

Begitu sulit dan takut

Ingin berhenti

Tidak ingin berhenti

Ingin berhenti

Tidak ingin berhenti

Ingin berhenti

Fiuh...

Pringsewu, 1 April 2010

[Teriakan Hati]

Alam mengiring

Berupa rintih titik air

Ketika ia tak berkenan

Dan perubahan terasa curam

Tidakkah Kau ijinkan ia memperhitungkan sedikit saja?

Teriakan hati bersama sakit

Tidakkah Kau ijinkan ia memperhitungkan sedetik saja?

Teriakan hati

Tak terdengar, tak terjawab

Sia-sia pertanyaannya

Terlalu penuh harap

Pringsewu, 1 April 2010

[Ketika Sombong Berbicara]

Siapa bersimpuh?

Aku?

Bukan, aku ada di atasmu

Siapa meminta?

Aku pula?

Tentu tidak, aku kaya

Berhentilah

Aku tetap tidak sekecil pikiranmu

Bisik mereka : dia bernama sombong.

Sombong!

Pringsewu, 3 April 2010

[Lupa]

Matanya merah berair

Ia terjatuh

Kedua tangannya bersandar bumi

Berdebu

Mengudara seperti angin

Ia menangis

Tidak sendiri

Mereka juga sama

Lupa bagaimana cara berdoa, katanya

Pringsewu, 3 April 2010

[Akuilah]

Rasaku tidak satu

Aku manusia

Tarianku pun tidak satu

Karena aku manusia

Bahkan aku bermimpi dan bernafsu

Akuilah

Kau juga manusia

Mereka juga manusia

Pringsewu, 3 April 2010




[Lihat Kau di Pintu]

Ternganga lihat kau di pintu

Kau berubah

Kau rusak

Kau kotor

Mandilah!

Nanti ia memperbaikimu

Ia akan mencarimu,

Segera

Pringsewu, 3 April 2010





[Janji]

Menunggu matahari

Semalam ia berjanji terang

Bintang dan langit menyampaikan

Aku dengar

Aku melihat

Menunggunya benderang

Sepuluh menit lagi

Untuk satu hari,

Begitu janjinya semalam

Pringsewu, 3 April 2010







[Takut]

Derunya tak mampu didengarkan

Takut,

Ia terlalu mengatup, Tanpa celah

Hingga sulit

Untuk sekedar didengar

Meski suara bisik

Tak sanggup melepas teriak

Terlalu dalam

Terlalu lama

Takut

Pringsewu, 3 April 2010

[Begitulah]

Begitulah akhir

Tidak dengan sesal tapi sesak

Begitulah awal

Tidak dimengerti

Baiklah, berakhir disini

Sudahlah, berawal lalu

Tidak akan haus kelak

Dengan menengadah dan senyum

Lantang berucap

“Begitulah akhir! Begitulah awal!”

Pringsewu, 24 April 2010





[Inilah Jawaban]

Inilah jawaban

Setelah penantian tak pernah pasti

Setelah terbiasa menerka

Setelah pura-pura tak peduli

Inilah jawaban

Untuk menghentikan ketidakwarasan

Pringsewu, 24 April 2010

0 komentar:

Posting Komentar

silakan komentar disini... :)